Menantu Pahlawan Negara

Bab 489



Bab 489 Meminta Maaf Kepada Istriku Sekeluarga

Di mata para anggota lama Grup Lautan Berlian, Edrik sudah seperti anggota keluarga mereka sendiri. Sementara itu. Tina hanya orang luar yang tidak jelas asal usulnya.

Alden berniat untuk menyerahkan posisinya kepada Tina, kalau mereka berada di posisi Edrik, mereka juga tidak bisa menerima hal itu.

Edrik hanya melakukan tindakan yang ekstrem.

Saat itu juga, beberapa anggota lama Grup Lautan Berlian maju untuk membela Edrik. Mereka ingin menyelamatkan nyawa Edrik.

“Kak Alden, Edrik benar. Edrik adalah anak yang kami lihat tumbuh dewasa. Dia pasti termakan oleh omongan orang lain dan melakukan tindakan gegabah itu.”

“Benar, Kak Alden. Jangan Edrik yang masih kurang berpengalaman, bahkan Kak Alden sendiri saja nggak tahu keracunan racun kuno Billy. Mungkin saja dia sudah diberi obat oleh orang lain sampai- sampai kemampuan berpikirnya terganggu.”

“Sebagai generasi tuanya, seharusnya kita memberi kesempatan padanya untuk memperbaiki kesalahannya……

Mendengar ucapan para anggota lama Grup Lautan Berlian, Alden sendiri mulai ragu.

Samuel, ayah kandung Edrik, mati demi menyelamatkan nyawanya.

Karena itulah, dia baru mengangkat Edrik sebagai putra angkatnya dan memelihara Edrik seperti putra kandungnya.

Alden melambaikan tangannya dan berkata dengan dingin, “Kalau begitu, aku ampuni nyawamu dengan mempertimbangkan ayah kandungmu.”

“Terima kasih, Ayah!”

Mendengar ucapan Alden, kebahagiaan pun menyelimuti hati Edrik. Dia tahu walaupun bisa lolos dari hukuman mati, tetapi dia tetap tidak akan terbebas dari hukuman.

Namun, selama dia bisa bertahan hidup, sudah cukup baginya.

Tepat pada saat Edrik mengira dirinya sudah lolos dari ancaman kematian, tiba–tiba seseorang melemparkan sebilah pisau ke bawah kakinya.

Edrik tercengang.

Dia mengenali pisau itu. Pisau itu adalah pisau yang dia lemparkan di bawah kaki Ardika sebelumnya dan meminta pria itu untuk bunuh diri dengan menggunakan pisau tersebut!

6 BONUS

“Alden, siapa yang memberimu wewenang untuk mengampuni nyawanya?”

“Hari ini, aku ingin melihatnya bunuh diri!”

Tiba–tiba, suara dingin Ardika menggema di seluruh aula besar itu.

Edrik memelototi Ardika dan berteriak dengan marah, “Ardika, berani–beraninya menantu benalu sepertimu menyuruhku bunuh diri!”

“Kamu hanya menantu Keluarga Basagita yang merupakan sebuah keluarga kaya kelas dua. Siapa yang memberimu nyali untuk berbicara seperti itu pada Tuan Alden?!”

“Kualifikasi apa yang kamu miliki untuk campur tangan dalam masalah internal Grup Lautan Berlian?!”

Satu per satu dari anggota lama Grup Lautan Berlian yang maju untuk membela Edrik tadi langsung. melontarkan makian kepada Ardika.

Ardika melemparkan sorot mata yang tajam dan dingin ke arah orang–orang itu.

“Kalau kalian nggak berbicara, aku bahkan lupa kalian sudah menuduhku sembarangan.”

Setelah Alden “mati“, orang–orang inilah yang mengincar dirinya

dan Luna sekeluarga, bahkan pernah

mengirim pembunuh untuk membalas dendam di Kompleks Vila Bumantara.

Kejadian itu sangat menggemparkan.

Kini, semua orang di Kota Banyuli mengira Ardika adalah orang yang tidak tahu membalas budi dan

telah membunuh Alden.

Bahkan, reputasi Luna sekeluarga juga terpengaruh karena hal tersebut.

Grup Lautan Berlian harus mempertanggung jawabkan hal ini padanya.

“Sekarang, aku akan mengajukan dua permintaan.”

Ardika mengalihkan pandangannya ke arah Alden dan berkata dengan suara dalam. “Pertama, Grup Lautan Berlian harus mengumumkan surat permohonan maaf kepadaku dan istriku sekeluarga karena

Wan kalian terhadapku sebelumnya untuk memperbaiki reputasi kami.”

“Kedua.” Content © copyrighted by NôvelDrama.Org.

Dia menunjuk anggota–anggota lama Grup Lautan Berlian yang membela Edrik dan berkata, “Semua orang–orang ini harus pergi ke Vila Cakrawala untuk berlutut dan mengakui kesalahan kalian di hadapan istriku sekeluarga karena tindakan kallan sebelumnya sudah membuat mereka ketakutan!”

Sebelum Ardika menyelesaikan ucapannya, anggota–anggota lama Grup Lautan Berlian itu sudah marah besar.

“Ardika, kamu pikir kamu siapa?! Berani–beraninya kamu meminta Grup Lautan Berlian untuk mengumumkan permintaan maaf kepadamu dan istrimu sekeluarga! Apa kamu sudah bosan hidup?!”

“Apa kamu nggak tahu siapa kami? Percaya atau nggak, hanya dengan satu kalimat dari kami, kamu dan keluargamu pasti akan tertimpa musibah!”

“Dasar pecundang nggak tahu diri!”

Jangankan anggota–anggota lama Grup Lautan Berlian yang memang sudah menganggap remeh Ardikal ini, bahkan para ketua dunia preman di berbagai kota dan wilayah juga menatap Ardika dengan tatapan

seperti sedang menatap orang idiot.

“Kali ini, Tuan Alden bisa sadar kembali, membuktikan kamu nggak bersalah dan menyelamatkan nyawa rendahanmu itu saja, seharusnya kamu sudah berterima kasih! Berani–beraninya kamu meminta Grup Lautan Berlian untuk mengumumkan permintaan maaf! Kamu benar–benar sudah gila!”

“Semua anggota lama Grup Lautan Berlian ini adalah generasi terhormat dunia preman yang memiliki banyak murid. Berani–beraninya idiot sepertimu meminta mereka untuk berlutut di hadapan keluargamu!”

“Aku nggak pernah melihat idiot yang cari mati sepertimu!”


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.